Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Efek Beragun Aset : Pengertian, Contoh, Manfaat, dan Resiko

Pengertian Efek Beragun Aset

Didefiniskan sebagai sebuah proses mempaketkan (packaging) pinjaman individu atau perusahaan dan instrumen utang yang dikonversikan kepada sebuah instrumen investasi dan memperbaiki status kredit atau peringkatnya ditingkatkan untuk dijual kepada perusahaan. Adapun instrument atas hasil sekuritisasi ini dikenal dengan Efek Beragun Aset (EBA).


Sebagai contoh, Bank Tabungan Negara (BTN) mempunyai tagihan atas pinjaman KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) dan BTN ingin mendapatkan dan lagi untuk menandai KPR baru. BTN bekerja sama dengan berbagai pihak yaitu perusahaan sekuritas untuk menerbitkan EBA dengan jaminan tagihan atas KPR yang dimiliki oleh BTN tersebut.

Pertanyaannya yang timbul yaitu mengapa lembaga-lembaga tertentu memilih sekiritisasi asetnya. Beberapa alasan yang dapat dipahami mengapa perusahaan melakukan sekiritisasi asetnya yaitu pertama, penerbit sekiritisasi tersebut mendapatkan biaya yang lebih rendah. Para investor lebih aman membeli instrumennya karena jaminan atas instrument tersebut sehingga investor mau membeli dengan tingkat pengembalian yang rendah. 

Kedua, adanya kesesuaian (matched) pendanaan dengan strategi pendanaan dengan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan dapat menyesuaikan pendanaannya dalam bentuk durasinya maupun dasar harganya. Ketiga, dengan sekuritisasi maka perusahaan dapat melakukan perhitungan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi. Keempat, adanya sekuritisasi membuat perusahaan dapat menarik dana tanpa harus melakukan keterbukaan (disclosure) informasi perusahaan. 

Manfaat Efek Beragun Aset

dari sisi investor ada beberapa manfaat yang didapatkan melalui pembelian instrumen ini yakni:
  • Sebagai suatu alternatif pendanaa jangka panjang yakni untuk masa 3 tahun hingga 10 tahun dimana kontrak investasi kolektif EBA akan lebih menarik bagi investor dibandingkang dengan surat utang yang lain seperti obligasi dan promes, karena didukung dengan aset yang likuid dengan risiko yang relatif kecil.
  • Meski penerbit EBA (Originator) pailit, tagihannya akan senantiasa tetap ada, ini beda dari pembeli obligasi atau promes yang akan kehilangan dananya kalau perusahaan penerbit obligasi atau promes yang bersangkutan mengalami kepailitan.
Beberapa keunggulan dari EBA
  • Biaya dana yang murah, para penerbit EBA akan mengeluarkan biaya yang lebih murah dimana dengan meningkatnya rating atas kualitas piutang yang dijaminkan yang berarti terjaminnya pasokan arus kas dari EBA sehingga dapat ditawarkan dengan tingkat pengembalian rendah untuk investor dan investornya menyukainya karena investasinya lebih aman.
  • Efisiensi penggunaan modal dengan adanya EBA maka struktur neraca perusahaan akan semakin besar daya ungkitnya (leverange) dimana pengelolaan manajemen keuangan perusahaan akan semakin pruden taat asas dan efisien dalam menggunakan dana yang dimiliki karena relatif tingginya struktur daya ungkit (leverange) sebagai akibat dari adanya Eba tersebut.
  • Diversifikasi sumber pembiayaan bukan hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar tetapi juga oleh perusahaan kecil atau perusahaan non-investasi.
  • Sumber likuiditas khususnya untuk perusahaan menengah kecil yang sering menghadapi masalah peminjaman secara tradisional maka sekuritisasi sangat membantu perkembangan perusahaan tersebut.
  • Keterbukaan informasi publik yang lebih minim dari pada metode pembiayaan lain, dimana meskipun EBA ditawarkan untuk umum, sisi keterburukan dari penerbit (issuer) tidak dituntut seperti halnya tuntutan keterbukaan pada emiten dari efek yang lain.

Risiko Efek Beragun Aset

Ada risiko yang mungkin ditimbulkan oleh EBA yang diantaranya yaitu:
  • Risiko suku bunga, dimana EBA akan mengalami flukturasi harga akibat pengaruh dari perubahan suku bunga, harga EBA akan turun bila terjadi peningkatan suku bunga.
  • Pelunasan lebih awal "early call" akan memengaruhi yield yang diterima bila terjadi pelunasan lebih awal.
  • Gagal bayar, pemegang EBA akan mengalami kerugian apabila debitur dari aset jaminan mengalami kebangkrutan atau tidak mampu membayar tepat pada waktunya atas bunga dan pinjaman pokok. 

Contoh Efek Beragun Aset

Sebagai contoh, Bank Tabungan Negara (BTN) mempunyai tagihan atas pinjaman KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) dan BTN ingin mendapatkan dan lagi untuk mendani KPR baru. BTN bekerja sama dengan berbagai pihak yakni perusahaan sekuritas untuk menerbitkan EBA dengan jaminan tagihan atas KPR yang dimiliki oleh BTN tersebut.

Pertanyaan yang ditimbulkan  yakni mengapa lembaga-lembaga tertentu memilih sukiritisasi asetnya. Beberapa alasan yang dapat dipahami mengapa perusahaan melakukan sekiritisasi asetnya yakni:
  • Pertaman penerbit sekuritisasi tersebut mendapatkan biaya yang lebih rendah. Para investor lebih aman membeli instrumennya karena jaminan atas instrument tersebut sehingga investor mau membeli dengan tingkat pengembalian yang rendah.
  • Kedua adanya kesesuaian "matched" pendanaan dengan strategi pendanaan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan dapat menyesuaikan pendanaannya dalam bentuk durasinya maupun dasar harganya.
  • Ketiga dengan sekuritisasi maka perusahaan dapat melakukan perhitungan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi.
  • Keempat adanya sekuritisasi membuat perusahaan dapat menarik dana tanpa harus melakukan keterbukaan "disclosure" informasi perusahaan.