Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendekatan Geografi : Keruangan, Kelingkungan, Kewilayahan dan Contohnya

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan. Setiap ilmu akan menghampiri, menganalisis gejala, dan permasalahan dengan caranya sendiri. Cara inilah yang disebut pendekatan. Metode pendekatan setiap ilmu menjadi ciri khas yang membedakan suatu ilmu dengan ilmu lainnya. Begitu juga dengan prinsip keilmuannya.

Studi geografi
Sebagai suatu disiplin ilmu, geografi mempelajari suatu sistem alam yang terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait. Aliran energi dalam suatu sistem menghasilkan perubahan. Perubahan yang berkesinambungan akan menghasilkan suatu bentuk keseimbangan sistem. Suatu sistem mempunyai tiga bagian yang berbeda, yaitu bagian komponen, bagian input, dan bagian output.



satu contoh sistem sederhana yang banyak diketahui dan dikenal luas adalah sistem hi-fi. Suatu sistem hi-fi tersusun dari beberapa komponen seperti amplifier, speaker, radio, tape dan pemutar "Compact Disk" (CD). Ketika kita menghubungkan sistem hi-fi dengan aliran listrik dan menghidupkannya, energi listrik mengalir melalui sistem serta menghidupkan seluruh komponen. Aliran energi ini disebut dengan input, sedangkan outputnya adalah musik yang kita dengar.

Pada sistem yang berfungsi baik, seluruh komponen harus tersambung bersama. Planet bumi yang mempunyai banyak komponen dapat dilihat sebagai sistem yang kompleks dan sangat besar. Di dalam sistem bumi, input adalah energi yang datang dari matahari dan juga energi yang berasal dari dalam bumi, seperti tenaga tektonik. Output adalah perubahan konstan yang dapat dilihat di sekitar kita dalam lingkungan fisik dan manusia, seperti panas dan hujan.

Sistem bumi memang suatu sistem yang kompleks, sehingga cara terbaik untuk mempelajarinya dengan memahami setiap komponen-komponennya dengan berbagai pendekatan dalam geografi. Inilah geografi dari sudut pendekatan sistem. Pendekatan ini terus mengalami perkembangan hingga masa geografi modern yang dikenal dengan geografi terpadu (Integrated Geography) digunakan tiga pendekatan atau hampiran. Ketiga pendekatan tersebut, yaitu analisis keruangan, kelingkungan atau ekologi, dan kompleks wilayah.

1. Pendekatan Keruangan

Berdasarkan namanya dapat diketahui bahwa pendekatan geografi keruangan akan menekankan pada keruangan. Pendekatan keruangan pada geografi adalah pendekatan yang mendasarkan pada perbedaan lokasi dari sifat-sifat pentingnya seperti perbedaan struktur, pola dan proses.

Struktur keruangan berhubungan dengan elemen pembentuk ruang yang berupa kenampakan titik, garis dan area. Sedangkan pola keruangan berkaitan dengab lokasi distribusi ketiga elemen tersebut. Distribusi elemen geografi ini akan membentuk berbagai macam pola, misalnya radial, memanjang, dan lainnya. Dengan demikian, proses keruangan sendiri berkenaan dengan perubahan elemen pembentuk ruang.

Berdasarkan pendapat para ahli geografi, disimpulkan bahwa ada berbagai faktor yang menentukan pola penyebaran serta cara mengubah pola sehingga dicapai penyebaran yang lebih baik, efisien dan wajar. Analisis suatu masalah menggunakan pendekatan geografi ini bisa dilakukan dengan pertanyaan 5W 1H, antara lain:
  1. What (apa), mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi
  2. Where (kapan), mengetahui waktu terjadinya fenomena alam
  3. When (kapan), mengetahui waktu terjadinya fenomena alam
  4. Who (siapa), mengetahui subjek atau pelaku yang menyebabkan terjadinya fenomena alam
  5. Why (mengapa), mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam
  6. How (bagaimana), mengetahui proses terjadinya fenomena alam
Salah satu contoh kasus gejala atau fenomena alam adalah gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, tanggal 27 Mei 2006. Analisis fenomena gempa bumi tersebut, dilakukan dengan menggunakan berbagai pertanyaan seperti di bawah ini.
  • Apa fenomena alam yang terjadi? Gempa bumi
  • Dimana terjadi gempa bumi tersebut? Sebagian wilayah Yogyakarta dan kabupaten Klaten, Jawa Tengah
  • Kapan terjadinya? 27 Mei 2006
  • Siapa atau apa yang menyebabkannya? Adanya tumbukan antara dua lempeng tektonik
  • Mengapa terjadi peristiwa itu? Peristiwa tersebut terjadi karena adanya pergerakan lempeng tektonik
  • Bagaimana gempa bumi itu dapat terjadi? Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik yang terus bergerak, antara lain lempeng indo Australia, Eurasia dan Pasifik. Jika terjadi tumbukan lempeng, maka akan mengakibatkan terjadinya bencana gempa bumi. Peristiwa gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah terjadi karena tumbukan lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia di zona subduksi.
Dengan menggunakan pendekatan geografi seperti di atas, kita dapat menganalisis suatu gejala alam yang terjadi di sekitar kita. Bahkan bencana alam yang akhir-akhri ini terjadi di indonesia. Sebagai perbandingan, anda akan diberikan suatu contoh lagi mengenai penggunaan pendekatan ini dalam analisis masalah geografi yang lain, yaitu analisis terjadinya banjir di Jakarta. Untuk yang kesekian kali, banjir terjadi lagi di Jakarta. Yang terbaru, bencana ini terjadi pada tanggal 1 Februari 2007. Banjir ini hampir merendam sebagian Jakarta.

Untuk menganalisis bencana banjir tersebut, ada tiga tahap yang bisa kita lakukan. Tahap pertama penerapan pendekatan keruangan dilakukan dengan meilhat pola, struktur dan proses keruangan di wilayah-wilayah sekitar jakarta, seperti bogor, puncak, dan cianjur. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena alam seperti kawasan hulu sungai. Setelah itu, pada tahap kedua dilakukan zonasi berdasarkan karakteristik kelerengannya, misalnya agak landai, curam, dan datar.
Tahap ketiga ditinjau ketepatan pemanfaatan lahan di tiap-tiap zona. Studi aspek fisik ini perlu ditambahkan dengan karakteristik penduduk di wilayah tersebut, seperti tingkat pendidikan, mata keterampilan, pencahariannya, dan kebiasaannya. Melalui berbagai informasi yang diterima, dapat ditemukan keterkaitan antara kondisi alam dan manusia dengan terjadinya banjir. Pada akhirnya, kita akan dapat merumuskan upaya penanggulangan bencana banjir di Jakarta.

2. Pendekatan Kelingkungan atau Ekologi

Pendekatan ini tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang ada dan juga perilaku manusia. Karena pada dasarnya lingkungan geografi mempunyai dua sisi, yaitu perilaku dan fenomena lingkungan. Sisi perilaku mencangkup dua aspek, yaitu pengembangan gagasan dan kesadaran lingkungan. Interelasi keduanya inilah yang menjadi ciri khas pendekatan ini. Menggunakan keenam pertanyaan geografi, analisis dengan pendekatan ini masih bisa dilakukan. Nah, perhatikan contoh analisis mengenai terjadinya banjir di Sinjai berikut dan anda akan menemukan perbedaannya dengan pendekatan keruangan. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
  • Identifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya bencan ini, seperti jenis tanah, topografi dan vegetasi di lokasi itu.
  • Identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
  • Identifikasi budidaya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.
  • Menganalisis hubungan antara budi daya dan dampak yang ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir.
  • Menggunakan hasil analisis ini mencoba menemukan alternatif pemecahan masalah ini.

3. Analisis Kompleks Wilayah

Analisis ini mendasarkan pada kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini menekankan pengertian "Areal Differentiation" yaitu adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah yang saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran.

Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan permukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial di luar pulau Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut.