Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Pembentukan Tanah, Faktor, dan Susuna Tanah

Pedosfer merupakan kulit terluar litosfer yang terdiri atas tanah dan batuan induk pembentukan tanah. Tanah banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Ada tanah yang cocok digunakan untuk pertanian, ada pula yang tidak mendukung pertanian. Berbagai macam pemanfaatan tersebut sangat tergantung pada ciri dan sifat tanah. Sifat dan ciri tanah sangat ditentukan oleh faktor-faktor dan proses pembentukan tanah.

Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagian bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk.


Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pembentukan ini menjadi awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah. Faktor apa sajakan itu? Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim.

Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

T = f (i,o,b,t,w)
 Keterangan:
T = tanah
f = faktor
i = iklim
o = organisme
b = bahan induk
t = topografi
w = waktu

Faktor Pembentukannya Tanah Antara Lain:

 1. batuan Induk

Bahan asal yang nantinya akan terbentuk tanah disebut batuan induk. Pada umumnya tanah berasal dari batuan dan sisa-sisa bahan organik. Daun dan ranting yang gugur dan sisa tanaman yang mati membentuk bahan organik. Adanya bahan organik memberikan medium kehidupan bagi jasad hidup tanah. Kegiatan jasad hidup tanah menghancurkan dan menguraikan bahan organik yang menghasilkan asam-asam organik dan anorganik yang dapat melapukkan batuan.

2. Iklim

unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah utama, yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Jika suhu tinggi, proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanaha akan cepat pula. Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah mejadi asam (pH tanah menjadi rendah).

3. Organisme

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
  1. Membantu proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur yang larut oleh air.
  2. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/ mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
  3. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
  4. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara, derajat keasamannya lebih tinggi dari pada tanah di bawah pohon jati.
4. Topografi/Relief

 Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi:
  1. tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya ebal karena terjadi sedimentasi.
  2. Sistem Drainase/Pengaliran, daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5. Waktu

Tanah merupakan benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang erus-menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua.

Tanah muda ditandai oleh masih tampaknya pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampaknya struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol, dan litosol. Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol dan grumusol.

Tanah tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada perlapisan tanah. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tau (laterit).

Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda dan 1.000-10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa. Dengan melihat perbedaan sifat faktor-faktor pembentuk tanah tersebut, pada suatu tempat tentunya akan menghasilkan ciri dan jenis tanah yang berbeda-beda pula.

Sifat dan jenis tanah sangat tergantung pada sifat-sifat faktor pembentuk tanah. Kepulauan indonesia mempunyai berbagai tipe kondisi alam yang menyebabkan adanya perbedaan sifat dan jenis tanah di berbagai wilayah, akibatnya tingkat kesuburan tanah di indonesia juga berbeda-beda.

Susunan Tanah Beserta Jenis-jenisnya

Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas, lapisan tengah, lapisan tanah bawah dan bahan induk tanah.
  • Lapisan Atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Lapisan itu merupakan tanah yang paling subur. Tanah ini berwarna lebih hitam dibandingkan jenis tanah yang lain.
  • Lapisan Tengah, Terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat. Tanah pada lapisan ini kurang subur dan mempunyai warna lebih terang.
  • Lapisan Bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna. Lapisan ini disebut lapisan tanah asli karena tidak tercampur dengan hasil pelapukan dari batuan lain. Biasanya lapisan tanah ini warnanya sama dengan warna batuan asalnya.
  • Lapisan Batuan Induk, Berupa bebatuan yang padat. Humus berasal dari pembusukan hewan atau tumbuhan yang telah mati. Proses pembusukan ini dibantu oleh hewan-hewan yang hidup di tanah, misalnya cacing tanahCacing tanah ini memakan sampah-sampah yang ada di permukaan tanah. Pembusukan itu menghasilkan bahan-bahan organik. Sampah-sampah yang tidak dimakan oleh hewan-hewan ini, akan diuraikan oleh jamur.
Menurut butiran-butiran penysunnya, tanah terdiri atas batu, kerikil, pasir, lumpur, tanah liat serta debu. batu kerikil merupakan penyusun tanah yang terbesar ukurannya. Butiran pasir berukuran lebih kecil dari pada kerikil. Batuan lumpur lebih kecil dari pada pasir dan bercampur dengan air. Butiran tanah liat lebih kecil dari pada butiran lumpur. Butiran yang paling kecil adalah debu. Butiran debu ini sangat halus dan ringan sehingga mudah diterbangkan oleh angin.

Tanah yang mengandung banyak debu atau butiran-butiran tanah liat sukar dilalui air. Sebaliknya, tanah yang mengandung banyak pasir mudah dilalui oleh air. Jenis tanah juga dapat berbeda di setiap tempat. Hal ini tergantung pada jenis batuan yang mengalami pelapukan di tempat itu. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi tanah behumus, tanah berpasir, tanah liat dan tanah berkapur.
  • Tanah Humus, tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur.
  • Tanah Berpasir, mudah dilalui oleh air dan mengandung sedikit bahan organik. Pada umumnya tanah berpasir tidak begitu subur. Namun, ada tanah berpasir yang subur , misalnya tanah berpasir di sekitar gunung berapi atau sering disebut tanah vulkanik. Hal ini karen adanya abu vulkanik yang mengandung banyak unsur hara.
  • Tanah Liat, Tanah ini sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah.
  • Tanah Berkapur, Tanah ini mengandung bebatuan, tanah jenis ini sangat mudah untuk dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang berbeda pula.
Tidak hanya proses dan faktor pembentukan tanah yang penting untuk diketahui, tapi jenis-jenisnya pun penting juga untuk diketahui terutama jika anda ingin berkebun. Jenis tanah menentukan tingkat penyerapai air, kandungan mineral tanah, dan kemampuan akar tumbuhan menembus tanah.